Senin, 18 Mei 2009

Mengunjungi Kraton Kasunanan Surakarta


Ketika Sampai di kota solo, tidak lupa kami mengunjungi museum kraton Kasunanan Surakarta yang terletak di dalam area kraton. Dalam perjalanan, kami melalui Alun-Alun Utara dan masuk ke dalam menuju ke bagian tengah kraton Kasunanan Surakarta.
Memasuki museum kami disuguhi beberapa ruangan yang masing-masing menjadi tempat menyimpan benda-benda pusaka kraton. Cukup luas area kraton yang digunakan untuk museum. Kami berjalan menuju ruangan pertama untuk melihat koleksi benda-benda bersejarahnya. Isinya berupa beberapa guci dan benda antik peninggalan keluarga kraton.
Perjanjian Salatiga memecah sebagian wilayah Kasunanan Surakarta menjadi dua bagian yaitu sebagian wilayah menjadi milik Kraton Kasunanan Surakarta yang di pimpin oleh Sunan Pakubuwono dan sebagian lagi menjadi milik Pangeran Sambernyawa yang bergelar Adipati Mangkunegaran yang memerintah Kadipaten Mangkunegaran.
Kami memilih memasuki sisi bangunan terlebih dahulu sebelum memasuki ruangnya yang lain. Memasuki sisi bangunan yang cukup luas dan terbuka, para pengunjung diwajibkan berpakaian sopan dan bersepatu. Apabila tidak bersepatu maka pengunjung dipersilakan melepas alas kaki dan menyimpannya di tempat yang telah disediakan. Konon, pasir yang berada di halaman ini berasal dari pantai Parangkusumo dan gunung Merapi.
Memasuki ruangan yang lain kami disuguhkan berbagai macam koleksi kraton Kasunanan Surakarta. Benda-benda koleksi museum yang dipajang antara lain senjata perang seperti tombak, pedang, trisula, dan senjata api milik keluarga kraton. Selain itu dipajang juga berbagai macam benda seni kesukaan raja terdahulu seperti gamelan dan topeng.
Topeng yang digunakan untuk tari Topeng konon muncul pada tahun 1508 dengan tokoh yang terkenal Wadiguru dan Wadiyasa.
Memasuki ruangan selanjutnya para pengunjung dikenalkan foto dan silsilah raja-raja Mataram Islam hingga raja yang bertahta saat ini. Selain itu di dalam etalase terdapat koleksi topi milik Paku Buwono X, PB VI, PB VII, dan topi letnan jenderal milik PB X juga dipanjangkan. Mata kami tertuju pada benda peninggalan kraton berupa dayung kapal milik PB IV yang panjangnya mencapai lima meter. Cukup unik, karena kepala kapal disimpan di Museum Radya Pustaka Surakarta.
Di halaman tengah museum, terdapat dua buah sumur yang diyakini merupakan tempat bersemedi PB IX dengan Ronggowarsito. Di sumur kembar ini, pengunjung bisa membasuh muka dengan mengambil airnya (sumber: kotasolo.info)
Cukup banyak koleksi museum ini, beberapa meriam kuno dan kereta milik raja kraton Surakarta ini juga dipajang di museum ini. Di bagian ujung tampak sebuah kereta jenazah yang berwarna putih sebelum memasuki ruangan kereta raja dan tandu. Namun, beberapa koleksi museum kraton ini sudah dipidah ke Museum Radya Pustaka Surakarta.
Akhirnya kami berhasil mengelilingi museum, istirahat sejenak dikursi yang disediakan untuk pengunjung sambil menikmati rokok. Setelah cukup beristirahat kami meninggalkan museum ini.

0 komentar:

Posting Komentar